{[['']]}
AMETHYST
Variasi Warna : Ungu, Ungu kemerahan, Ungu Muda
Kadar Transparasi : Transparan
Luster : Vitreous Index Bias : 1.544 -1.553
Kadar Keras : 7.0 Skala Mohs. Berat Jenis : 2.60 - 2.65 gr/cm3
Formula Kimia : SiO2 (Silicon Dioxide)
Sistem Kristal : Heksagonal Tahun ditemukan : Pra Sejarah
Wilayah Penghasil : Indonesia, Brazil, Zambia, USA, Uruguay
Amethyst adalah batu yang terkenal dengan keindahan warna ungunya. Amethyst sudah dikenal sejak zaman pra sejarah, dan di zaman mesir kuno amethyst biasa untuk digunakan sebagai perhiasan. Banyak amethyst yang diukir indah ketika zaman itu.
Orang yunani kuno percaya jika batu kecubung ini mampun mencegah mabuk dan pada abad pertengahan, tentara eropa menggunakan amethyst sebagai zimat pelindung ketika berperang. Mereka meyakini bahwa amethyst mampu menyembuhkan dan memberikan ketenangan ketika berperang.
Amethyst berasal dari bahasa Yunani yaitu "Amethystos" yang artinya "tidak mabuk". Dari bahasa Yunani a-, "tidak" + methustos, "mabuk". Amethyst dianggap obat penawar yang kuat terhadap mabuk, itulah sebabnya mengapa gelas anggur yang sering diukir dari itu.
Di dalam satra Perancis abad ke-16, Di ceritakan bahwa Dionysus, Dewa Mabuk dan Anggur, sedang mengejar gadis yang bernama Amethystos, yang menolak cintanya. Amethystos berdoa kepada para dewa untuk tetap suci. Doa Amethytos pun di kabulkan dengan mengubah dirinya menjadi batu putih. Kemudian Dionysus (Dewa Mabuk dan Anggur) pin marah dan menuangkan anggur di atas batu putih itu sebagai persembahan, pencelupan kristal ungu.
Amethyst berasal dari bahasa Yunani yaitu "Amethystos" yang artinya "tidak mabuk". Dari bahasa Yunani a-, "tidak" + methustos, "mabuk". Amethyst dianggap obat penawar yang kuat terhadap mabuk, itulah sebabnya mengapa gelas anggur yang sering diukir dari itu.
Di dalam satra Perancis abad ke-16, Di ceritakan bahwa Dionysus, Dewa Mabuk dan Anggur, sedang mengejar gadis yang bernama Amethystos, yang menolak cintanya. Amethystos berdoa kepada para dewa untuk tetap suci. Doa Amethytos pun di kabulkan dengan mengubah dirinya menjadi batu putih. Kemudian Dionysus (Dewa Mabuk dan Anggur) pin marah dan menuangkan anggur di atas batu putih itu sebagai persembahan, pencelupan kristal ungu.
Posting Komentar